Kali ini aku ingin cerita tentang dua muridku yang sama-sama bernama “Tita”. Ups! Kalo nama aslinya sih panjang-panjang. But, it’s okey! Aku bakalan nulis namanya. Untuk Tita yang pertama bernama lengkap Talita Maulidia Habibah. Dan Tita yang kedua bernama lengkap Indita Akmalaswari.R. aku sendiri juga nggak tau apa kepanjangan ‘R’ dari Tita yang kedua. Yang pasti keduanya sama-sama dipanggil ‘Tita’.
Apa ada yang bertanya, apa menarik dari cerita ‘Duo Tita’ ini? Hee hee hee. Mungkin enggak begitu menarik memang. Tapi aku hanya ingin bercerita tentang mereka berdua doank. Cauz, meski sama-sama dipanggil ‘Tita’, tapi tingkah mereka jauuuuhhh banget. (Kan emang seharusnya begitu. Meski bernama panggilan sama, bukan berarti bertingkah sama juga toh! Iya juga sih.) eh. Kok jadi dilema gini sih? Kan disini aku Cuma ingin bercerita doank :P
Well, aku baru nyadar tadi sore saat aku mengajar keduanya. Mungkin selama ini aku kurang begitu memperhatikan kesamaan nama mereka berdua. Karena emang anak yang aku ajar juga bukan Cuma satu atau dua orang doank. Melainkan berpuluh-puluh. Entah itu puluh-puluh berapa. Haa haa haa :D
Oiya, mungkin tadi saat mereka berdua tidak duduk bersampingan dan bertengkar. Aku mungkin nggak bakalan bisa menulis coretan ini. Kerena kalian tahu tidak? Kalau ‘Tita’ yang nama lengkapnya ‘Thalita Maulidia Habibah’ adalah bocah yang selalu melihat gerak mulut gurunya jika dia sedang mengaji. Dan selalu ragu-ragu dalam mengucapkannya. Dia selalu miminta persetujuan Sang Guru jika akan mengucapkannya. Jadinya dia juga masih berada dalam halaman yang sama selama…. Entah sudah berapa bulan. Yang pasti, semanjak dia mengaji denganku, dia masih berada dihalaman yang sama. Dan aku juga masih belum tergerak untuk memindahkan halamannya. Karena memang masih belum lancar. Kasian anaknya juga kalau aku mindah halamannya, tapi dihalaman sebelumnya aja belum lancar. Salah-salah nanti dia nggak mau ngaji lagi. gara-gara harus turun jilid.
Dan untuk ‘Tita’ yang bernama lengkap Indita Akmalaswari.R. adalah bocah yang super duper cuek. Dia selalu ‘ngoceh’ sendiri dengan menunjuk jilid ngajinya. Seakan-akan dia sedang mengaji dengan bacaan dan huruf-huruf yang benar seperti kakak-kakak yang lebih dulu ngaji darinya.
Aku dan yang lainnya tak jarang dibuat tersenyum oleh tingkahnya. Bahkan, tingkahnya itu kebawa sampai gilirannya mengaji denganku. Kadang merasa kesal, tapi lebih banyak ke perhatian ekstranya sih. Karena selain dia asal ‘nyeplos’ dengan huruf-huruf yang sedang dia baca, dia juga sering nggak bisa ngeliat tulisan-tulisan itu lebih dari tiga detik. Inget! TIGA DETIK.
Tapi, jangan hawatir! Sekarang aku udah nemuin cara jitu agar dia mau memperhatikan huruf-huruf yang sedang dibacanya dan sudah lumayan bagus sekali ketimbang awal-awal dia masuk. Meski tak jarang dia suka mengganggu yang lainnya dengan tak mau berbagi duduk dengan teman-teman yang lainnya. Tapi aku selalu bisa membujuknya agar mempersilahkan teman-teman lainnya untuk duduk disampingnya.
Well. Intinya. ‘Duo Tita’ yang bernama panggilan sama mempunyai kepribadian yang bertolak belakang. Tita yang pertama lebih cenderung sungkan, malu-malu, kurang percaya diri dan selalu memeperhatikan mulut gurunya setelah melihat huruf-huruf yang akan dia baca. Sedangkan Tita yang kedua cenderung cuek, nggak malu, cerewet dan over PD ketika membaca huruf-huruf yang sedang dibacanya. Dan yang pastinya dia asal ‘nyeplos’ tanpa mau melihat tulisan hurufnya terlebih dulu, kecuali kalau Gurunya memintanya untuk melihat huruf-hurufnya.
Wah… ternyata banyak sekali dunia anak yang bisa aku tulis disini. Mungkin dengan melihat dan selalu berkumpul dengan mereka. Aku sendiri bisa bernostalgia ke masa-masa mereka. Dan yang paling penting sebenernya sih, pingin ngamatin gimana tingkah bocah-bocah tersebut. Biar besok kalo’ udah jadi ‘Bunda’, sudah lebih dari siap dan bisa memberikan yang terbaik buat mereka. Hee hee hee amiin.
Sampai disini dulu yaa… sambung besok ke cerita baru lagi :D
Gresik, 23 February 2012
Pukul 00 : 05
Pukul 00 : 05